KEBUGARAN JASMANI
Kesegaran/Kebugaran
Jasmani adalah kemampuan
kondisi fisik seseorang untuk melakukan kerja fisik secara efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga mendukung pelaksanaan aktivitas
lanjutan. Kesegaran jasmani (physical fitness) merupakan salah satu aspek fisik dari kesegaran
menyeluruh (total finess). Kesegaran jasmani memberikan kesanggupan kepada
seseorang untuk melakukan pekerjaan produktif sehari-hari tanpa adanya kelelahan
berlebihan dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya
dengan baik maupun melakukan pekerjaan yang mendadak.
Sehubungan dengan kebugaran jasmani, ada beberapa
faktor yang perlu diketahui. Faktor-faktor ini dianggap dapat memengaruhi kesegaran
jasmani seseorang. Fakto - faktor tersebut adalah sebagai berikut.
·
Masalah
kesehatan, seperti keadaan kesehatan, penyakit menular dan menahun.
·
Masalah gizi,
seperti kurang protein, kalori, gizi rendah dan gizi yang tidak memadai.
·
Masalah latihan
fisik, seperti usia mulai latihan, frekuensi latihan per minggu, intensitas
latihan, dan volume latihan.
·
Masalah faktor
keturunan, seperti anthropometri dan kelainan bawaan.
Komponen dasar
kebugaran jasmani :
·
Kekuatan
·
Daya
Tahan
·
Kecepatan
·
Kelentukan
·
Koordinasi
Untuk
mencapai kebugaran jasmani yang baik, peserta didik perlu mengetahui beberapa
hal berikut agar latihan yang dilakukan benar–benar bermanfaat untuk dirinya.
a.
Jenis Latihan
Jenis latihan disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Namun, untuk mendapatkan kesegaran fisik seutuhnya,
komponen-komponen kesegaran jasmani harus dilatih secara seimbang. Selain itu,
pilihlah jenis latihan yang mudah dan murah, seperti lari/jogging dan jalan
kaki.
b.
Volume Latihan
Berlatih kesegaran jasmani, selain
atlet, diperlukan waktu minimal 20 menit, tidak termasuk waktu untuk pemanasan
atau pendinginan.
c.
Frekuensi Latihan
Untuk mencapai kesegaran jasmani yang
diinginkan, latihan sebaiknya lebih sering dilakukan. Latihan 5 kali seminggu
tentunya memberikan efek lebih baik daripada latihan 2 kali seminggunya. Untuk
seseorang selain atlet, latihan 3 kali seminggu dirasakan cukup. Meskipun
demikian, latihan 4 kali atau 5 kali seminggu memberikan hasil sedikit lebih
baik.
d.
Intensitas Latihan
Untuk menentukan intensitas latihan,
khususnya untuk perkembangan daya tahan
kordiovaskuler, dapat diterapkan Teori
Katch dan Meardle.
Bentuk Latihan
Komponen Dasar Kebugaran Jasmani
1.
Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban secara maksimal. Bentuk latihan kekuatan tergantung dari bagian otot mana yang akan dilatih contoh Push Up (Otot Bahu dan Lengan), Sit Up (Otot Perut) dan Squat (Otot Kaki/Tungkai).
Kekuatan adalah kemampuan dari suatu otot untuk bekerja menahan beban secara maksimal. Bentuk latihan kekuatan tergantung dari bagian otot mana yang akan dilatih contoh Push Up (Otot Bahu dan Lengan), Sit Up (Otot Perut) dan Squat (Otot Kaki/Tungkai).
2.
Daya Tahan
·
Daya Tahan Otot
Daya tahan otot adalah
kemampuan sekelompok otot melakukan serangkaian kerja dalam waktu lama, misalnya
kemampuan otot lengan dan tungkai untuk memindahkan kursi dari satu tempat ke
tempat lain dalam jangka waktu yang lama.
·
Daya Tahan Paru-Paru dan Jantung
Daya tahan paru dan jantung adalah
kemampuan fungsional paru dan jantung menyuplai oksigen untuk kerja otot dalam
waktu yang lama. sifat gerakannya aerobik, yakni gerakan yang dilakukan pada
intensitas sedang dan diukur dengan kenaikan detak jantung latihannya, seperti lari
dengan kecepatan sedang.
3.
Kecepatan
Kemampuan seseorang melakukan gerakan dalam waktu yang singkat. Bentuk latihan dari kecepatan lari sprint.
Kemampuan seseorang melakukan gerakan dalam waktu yang singkat. Bentuk latihan dari kecepatan lari sprint.
4.
Kelentukan/Kelenturan
Kelentukan adalah merupakan
kemampuan pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan kesemua arah
dengan amplitudo gerakan (range of motion) yang besar dan
luas sesuai dengan fungsi persendian yang digerakkan. Ada dua cara
mengembangkan kelentukan, yaitu peregangan statis, dan peregangan dinamis. Peregangan Statis adalah peregangan
yang dilakukan yang dilakukan secara pelan kemudian ditahan beberapa saat,
peregangan ini bertujuan untuk meningkatkan elastsistas otot. Sedangkan Peregangan Dinamis adalah peregangan
yang dilakukan dengan cara menggerakkan tubuh secara berirama atau
memantulkannya (bounce) sehingga terasa
otot-otot teregang, peregangan ini melibatkan otot dan sendi, pangkal gerakan
dari peregangan jenis ini adalah tubuh bagian persendian.
5. Koordinasi
Koordinasi
adalah kemampuan untuk melakukan gerakan atau kerja dengan tepat dan efisien.
Bentuk latihan kordinasi adalah naik turun bangku mengikuti irama yang teratur
sebanyak 120 kali permenit selama 5 menit dan kordinasi mata dengan tangan dilakukan dengan lempar tangkap bola.
Pengkuran Kebugaran Jasmani
1.
TKJI
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) suatu
tolak ukur untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani yang berbentuk rangkaian
butir-butir tes yang menjadi salah satu tolak ukur dalam mengetahui tingkat
kesegaran jasmani anak yang digolongkan sesuai dengan umur anak tersebut.
2.
MFT
Tes MFT (Multistage Fitness
Test) adalah salah satu cara
untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang. Biasanya tes MFT ini
dilakukan pada olahraga bola basket, yang ditujukan untuk mengetahui kebugaran
jasmani atlet serta wasitnya. Tes MFT ini lebih mudah
dilakukan dari pada TKJI. Tes MFT dapat dilakukan terhadap beberapa orang
sekaligus asalkan pengetes dapat mencatat dengan tepat dan cermat setiap
tahapan tes dan dapat menghentikannya dengan tepat sesuai ketentuan tes MFT.
Berikut dijelaskan tentang beberapa tindakan pencegahan, perlengkapan tes,
persiapan pelaksanaan tes, persiapan peserta sebelum dan sesudah tes dan
pelaksanaan.
Pelaksanaan
Tes :
· Hidupkan Tape atau CD panduan
tes MFT
· Selanjutnya akan terdenganr
bunyi “TUT” tunggal dengan beberata interval yan teratur
· Peserta tes diharapkan untuk
sampai ke ujung yang bertepatan dengan sinyal “TUT yang pertama berbunyi untuk kemudian berbalik dan berlari kearah yang
berlawanana.
· Selanjutnya setiap satu kali
sinyal “TUT“ berbunyi perserta tes harus dapat mencapai disalah satu lintasan yang ditempuhnya
· Setelah mencapai interval satu
menit disebut level atau tingkatan satu yang terdiri dari tujuh b alikan atau shuttle
· Selanjutnya mencapai interval
satu menit akan berkurang sehingga menyelsaikan levelselanjutnya perserta
harus berlari lebih cepat
· Setiap kali peserta tes
menyelsaikan jarak 20m posisi salah satu kaki harus menginjak ataumelewati
batas atau garis 20m.
· Setiap peserta harus berusaha
untuk berlari selama mungkin sesuai dengan irama yang telah diatur oleh kaset
atau CD.
· Jika peserta gagal mencapai
garis pembatas 20m sebanyak 2 kali berturut-turut maka akan dihentikan atau
telah dinyatakan tidak kuat dalam melaksananakan tes MFT.
Kajian Pustaka
Buku Siswa SMP 2017
www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar